https://harianrakyatbanten.com




PENULIS
: Sari Mulyanti
"Mahasiswa Pascasarjana Kesehatan Masyarakat UIMA"

Perilaku masyarakat yang meningkatkan risiko PTM adalah Aktivitas fisik kurang , 
Kurang makan buah dan sayur, Konsumsi Gula, Garam, Lemak berlebih dan salah 
satunya adalah Merokok. Data riskesdas 2018 menunjukkan adanya kenaikan dari 28,8 
persen menjadi 29,3 persen. Proporsi perokok usia 10-18 tahun di Indonesia adalah 9,1 % 
dan akan menjadi ‘Bom Waktu” di masa depan.
 Jumlah perokok Anak Semakin Tinggi
Permasalahan Rokok di Indonesia, umur pertama kali merokok pada usia muda 10-18 
tahun semakin meningkat, usia 10-14 tahun sekitar 23,1 persen sedangkan usia 15-19 
tahun sebesar 52,1 persen. 

Data juga menunjukkan 75 persen mereka mulai merokok 
pada usia kurang dari 20 tahun. Pada pelajar usia 13-15 tahun sebesar 19,2 persen, 
pelajar laki-laki sebesr 38,3 persen sedangkan pelajar perempuan sebesar 2,4 persen 
(Sumber : GYTS, 2019)

 Konsumsi tembakau di Indonesia tinggi
Dari sumber yang sama ada sekitar 70,2 juta orang dewasa di Indonesia menggunakan 
produk tembakau saat ini. Data menunjukkan 65,5 persen laki-laki menggunakan 

tembakau dan 3,3 persen perempuan menggunakan tembakau. Sedangkan volume 
penjualan rokok pada tahun 2021 meningkat sebesar 7,2 persen. 

 World Health Organization (WHO) melansir bahwa 
angka kematian akibat merokok mencapai 30%, atau setara dengan 17,3 juta orang. 
Angka kematian tersebut diperkirakan terus meningkat hingga 2030, sebanyak 23,3 juta 
orang.

ROKOK DAN KESEHATAN,,,,
Merokok dapat mengiritasi dan membuat paru-paru menjadi radang serta memicu rasa 
batuk dan iritasi. 

Jaringan paru menjadi rusak karena rokok dan membuat pembuluh 
darah serta ruang di paru-paru berkurang.

Pengurangan oksigen dalam tubuh terjadi 
karena kerusakan paru-paru yang dipicu oleh merokok.

merokok dapat merusak lapisan arteri, menyebabkan dinding arteri menebal, dan 
terhambatnya aliran darah di sepanjang arteri, karena adanya penumpukan lemak serta 
plak. 

Penumpukan lemak dalam arteri ini disebut dengan atherosclerosis
Nikotin juga menyebabkan pembuluh darah di lapisan terluar kulit Anda menyempit, 
merusak aliran darah ke kulit Anda dan menyebabkan kulit menjadi kering, kusam, 
pucat atau bernoda. 

Garis-garis halus dan keriput dapat mulai terlihat. Merokok juga 
dapat menyebabkan berkurangnya produksi sel darah merah dari tubuh Anda
Merokok saat hamil juga dapat meningkatkan risiko bayi mengalami masalah 
pernapasan (paru-paru), cacat lahir, serta sindrom kematian bayi mendadak atau 
sudden infant death syndrome (SIDS).

 Menurut CDC, beberapa penelitian bahkan 
menunjukkan adanya hubungan antara ibu yang merokok dan bibir sumbing
Kebanyakan merokok bisa membuat otak melemah dan mengerut. Bahkan bisa
menyebabkan penurunan kemampuan kognitif. Lama kelamaan dampak lebih buruknya 
bisa meningkatkan risiko mengalami demensi dan Alzheimer sebanyak 79%.


Merokok dapat meningkatkan risiko berkembangnya penyakit gusi. Tembakau 
menghambat aliran darah ke gusi, sehingga membuat gusi kekurangan nutrisi, oksigen 
dan rentan untuk terserang infeksi. 

Selain itu, rokok berdampak kepada kerusakan 
lapisan tulang dan jaringan pada gigi
Merokok meningkatkan kadar karbon monoksida dalam tubuh yang mengurangi kadar 
testosteron. Ini, pada gilirannya, berdampak pada libido dan kehidupan seks Anda. Jika 
Anda tidak dapat ereksi saat bersama pasangan, hal itu dapat mengurangi rasa percaya 
diri Anda dan berkontribusi pada masalah hubungan

ROKOK HERBAL ???,,,


Memang benar rokok jenis ini tidak mengandung nikotin dan sejumlah bahan kimia lainnya. 

Sayangnya, tidak ada bukti bahwa rokok herbal lebih sehat atau lebih aman 
dibandingkan dengan rokok lain. Asap dari semua rokok, baik yang herbal maupun 
bukan, mengandung banyak sekali bahan kimia penyebab kanker
BEBAN NEGARA,

 Merokok adalah faktor resiko tinggi terhadap beban penyakit
Faktor resiko yang pertama adalah tekanan darah tinggi (hipertensi) sebesar 28 persen, 
merokok sebesar 17,03 persen, diet yang tidak sehat sebesar 16,4 persen, gula darah 
tinggi sebesar 15,2 persen, obesitas sebesar 10,9 persen dan kurangnya aktivitas fisik Kerugian ekonomi makro 3,6 kali lipat dari penerimaan cukai.

Total kerugian ekonomi makro (2017) Rp. 531,8 trilyun, sedangkan realisasi
penerimaan cukai hasil tembakau Rp 147,7 trilyun jadi total kerugian ekonomi makro adalah
3,6 kali lipat dari penerimaan cukai tembakau., bisa dilihat pada table berikut ini: 



Hal yang terus menerus dilakukan pemerintah dalam membatasi konsumsi rokok seperti :

Peningkatan harga melalui cukai dan pajak rokok, pengendalian iklan, promosi dan sponsor
Rokok, pelarangan penjualan rokok pada anak dan penjualan penjualan eceran per batang,
perluasan % area iklan pada kemasan rokok, Penerapan Kawasan Tanpa Rokok (KTR),
Penyediaan Layanan Upaya.

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.