https://harianrakyatbanten.com

 


Ingat Korban bisa jadi ingat Qurban. Kalau Korban dikonotasikan dengan Qurban mungkin akan menghasilkan makna yang sakral dan tinggi. Karna Qurban adalah ibadah yang bernilai tinggi dan bermakna persembahan kepada Tuhan dalam konteks Islami.


Dalam Bahasa Indonesia terdapat kata Kurban dan Korban. Kalau kurban sama halnya dengan pemaknaan Qurban. Sementara Korban bisa diartikan sebagai orang yang meninggal akibat tindak kejahatan. Korban juga dapat diartikan sama dengan kurban yang konotasinya adalah sebuah persembahan. Atau dalam pengertian KBBI korban dapat diartikan sebagai seseorang yang mengalami penderitaan fisik, mental dan/atau kerugian ekonomi yang diakibatkan oleh suatu tindak pidana. Sama-sama memiliki makna “kehilangan” secara garis besar. Bedanya kalau dalam perspektif geometris, Kurban adalah vertikal, sedang korban adalah horizontal.


Dalam taktik catur, ada istilah sacrifices. Sarcifices tidak berhubungan dengan persembahan. Sarcifices lebih kepada pengorbanan dengan tujuan agar menang. Maka dengan tujuan kemenangan, pengorbanan adalah bentuk tipu daya, tidak sakral sama sekali. Walaupun yang melakukan pengorbanan dalam posisi catur itu mempunyai kesaktian yang bebas misalnya Ratu. 


Ratu selalu melakukan pengorbanan demi tujuan menang, apapun caranya. Ratu menguasai banyak gerak, vertikal, horizontal, pokoknya bebas asal menang. Maka dari itu, gerak gerik ratu selalu diperhatikan dan dilihat dengan cermat. 

Cak Imin kalau diperhatikan secara seksama ibarat ratu yang melakukan taktik dalam permainan catur. Tinggal menunggu hasil akhirnya saja. 


Tujuan si ratu melakuakan taktik pengorbanan memang agar menang. Tapi dibalik geraknya si ratu ada yang menggerakkan ratu. Siapa yang menggerakkan? Ia adalah si pemain catur. strategi pengorbanan bisa jadi strategi dikorbankan.


Bagi penulis, apabila cak imin melakukan pengorbanan tentu tujuan akhir sesuai apa yang diharapkan yaitu menang. Sementara apabila dia dikorbankan maka konsekuensinya adalah siap dirugikan demi persembahan.


Manuver yang dilakukan oleh cak imin ini antara pengorbanannya sebagai ratu untuk mendapat kemenangan, atau dikorbankan oleh sang pemain catur untuk sebuah persembahan?

Oleh : Dayan Fithoroini, S.H., M.H. (Akademisi)

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.