https://harianrakyatbanten.com

 




Cilegon,- Mewujudkan peningkatan kualitas mutu dan tata kelola pendidikan menuju masyarakat yang  cerdas, unggul,  berdaya saing serta berakhlak mulia dengan fasilitas pendidikan gratis sesungguhnya menggunakan kartu Cilegon cerdas, Bantuan  Operasional Sekolah Daerah (BOSDA), sarana prasarana berkualitas, kompetensi SDM tenaga pendidik dan berakhlak mulia.

Belajar di rumah selama Pandemi Covid-19, rupanya tidak meringankan biaya sekolah. Bahkan, anak-anak tetap diharuskan membeli buku LKS dan baju seragam yang sangat memberatkan keluarga kurang mampuh.


Fatina, warga Kelurahan Kebonsari, Kecamatan Citangkil merasa keberatan untuk mencukupi biaya sekolah anaknya yang baru masuk SMP. Padahal, Fatina menyebutkan bahwa anak belajar di rumah harus tetap membeli LKS dengan harga mahal.

“Harga LKS itu mahal. Anak belajar di rumah terus, tapi tetap harus membeli buku LKS. Belum lagi seragamnya,” kata Fatina dalam acara kampanye terbatas bersama Calon Wakil Wali Kota Cilegon Firman Mutakin, Jumat 30 Oktober 2020.


Fatina berharap ada partisipasi Pemerintah Daerah untuk membantu biaya sekolah yang semakin mahal. Dana BOS dari pemerintah pusat dirasakan Fatina tidak memperingan biaya sekolah anaknya.

Menjawab keluh kesah Fatina, Firman Mutakin yang berpasangan dengan Calon Wali Kota Cilegon Haji Ali Mujahidin atau disingkat Mulia, menjawab dengan rasa kasihan dengan mahalnya biaya pendidikan.

“Sempat mendengar biaya sekolah di Cilegon itu gratis. Rupanya hanya beberapa sekolah negeri saja. Namun, pembelian buku LKS pun harus dilakukan oleh siswa,” kata Firman.

Berdasarkan peraturan dalam Pasal 31 Undang-Undang Dasar 1945 ayat (4) ditetapkan bahwa sekurang-kurangnya 20 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ataupun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk pendidikan.

“APBD Kota Cilegon tahun ini saja sampai pada Rp1.844 triliun masa iya tidak mampu mengatasi persoalan pendidikan? Bisalah untuk membayar SPP, seragam dan buku gratis,” tanya Firman.

Dari tingginya anggaran APBD tersebut, Firman berpendapat bahwa Pemkot Cilegon bisa menopang kekurang dana dari BOS pusat dengan Bantuan Oprasional Daerah. Sehingga bisa saling melengkapi dan memenuhi biaya oprasional sekolah.

“Dalam program kerja rolas karse Cilegon Mulia, ada namanya Kartu Cilegon Cerdas untuk memberikan fasilitas pendidikan gratis. Bantuan Oprasional Sekolah Daerah (Bosda), ditunjang sarana prasarana berkualitas, kompetensi SDM tenaga pendidik dan berakhlak mulia,” kata Firman.

Cilegon memiliki potensi pendapatan asli daerah yang sangat mendukung untuk pendidikan gratis. Firman yakin ini akan menjadi terobosan program yang bermanfaat untuk anak-anak di Cilegon. Sehingga orang tua tidak lagi dibebankan biaya buku LKS dan seragam karena sudah dibiayai Pemkot Cilegon.(Pram)

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.